Dugaan Uang Pengamanan dalam Kasus Pelecehan Seksual Pengusaha Tambang S Terkuak : Upaya Redam Kasus ?

STORY INDONESIA – Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang pengusaha tambang berinisial S di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, kian memanas. Terbaru, rekaman percakapan antara H, orang kepercayaan S, dengan seorang jurnalis yang tengah mengonfirmasi kasus tersebut, beredar luas di tengah masyarakat.
Dalam rekaman tersebut, H diduga membahas soal uang pengamanan yang diberikan untuk meredam kasus ini agar tidak mencuat ke publik. Direktur Kantor Hukum BASA dan Rekan, sekaligus tokoh masyarakat Banjarbaru, Badrul Ain Sanusi, mengonfirmasi bahwa ia juga telah menerima rekaman tersebut.
Badrul menyebut percakapan itu memperlihatkan adanya indikasi transaksi uang pengamanan yang digunakan untuk menutup kasus tersebut. Meski demikian, ia memilih untuk tidak berspekulasi lebih jauh tanpa data yang lebih kuat.
“Benar, saya juga sudah mendengar rekaman itu karena sudah ramai beredar di grup WhatsApp. Isinya memang mengarah ke dugaan adanya transaksi uang pengamanan,” ujar Badrul saat dikonfirmasi pada Rabu (05/02). Dilansir dari apakabar.co.id
Badrul menegaskan bahwa meskipun dugaan adanya transaksi tersebut mengemuka, ia belum memiliki cukup bukti untuk berkomentar lebih jauh. “Apakah benar terjadi atau tidak, saya belum bisa beropini tanpa data tambahan. Masyarakat berhak menilai sendiri mana yang rasional dan etis,” katanya.
Dalam rekaman yang beredar, H mengatakan bahwa pihak S telah mengeluarkan anggaran untuk pengamanan, dan jika kasus ini bocor ke publik, S akan menuntut alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi.
“Biasanya begitu, kan. Institusi kepolisian ini, betul tidak, sekian buat ini, sekian buat polisi, tiba-tiba masalah muncul, orang pasti menuntut kenapa jadi begini,” ujar H dalam percakapan tersebut.
Sementara itu, Yudi Tubagus, pengurus Badan Penyelenggara Advokasi Independen (BPAI) Kalimantan Selatan, menyayangkan jika dugaan adanya uang pengamanan itu benar terjadi. Menurutnya, hal ini dapat merusak citra kepolisian, terutama jika ada oknum yang terlibat.
“Tentunya sangat disayangkan jika benar terjadi. Ini bisa merusak citra kepolisian, apalagi jika ada oknumnya yang terlibat,” ujar Yudi.
Ia menambahkan, jika kebenaran soal dugaan ini tidak segera dicari, isu tersebut bisa berkembang menjadi bola liar di masyarakat, yang bisa merusak kepercayaan terhadap aparat penegak hukum. Oleh karena itu, Yudi bersama tokoh masyarakat Banjarbaru akan melaporkan kasus ini ke Propam Polda Kalimantan Selatan untuk ditindaklanjuti.
“Untuk menghindari bola liar di masyarakat, kami akan melaporkan ini ke Propam Polda Kalsel agar mereka bisa mengusut dan mengungkap kebenaran dari dugaan ini,” tutup Yudi.